by M Rizal Fadillah*
Sriwijayatoday.com | Bandung – Kata Denny Siregar rakyat yang malas dan lapar selalu menginginkan Presiden turun. Ia menunjuk hidung para perongrong negara yang katanya itu-itu saja. Rupanya Denny sudah mendapat suplemen lagi karena sebelumnya bersama teman se-buzzernya kompak mengkritik Presiden soal perpanjangan PPKM. Sang pahlawan ini kalau lapar menggonggong kuat tapi malas menggaungkan permanen aspirasi rakyat.
Rakyat yang bersuara ingin Jokowi turun tidak sedikit dan bukan malas. Rakyat yang diam bukan senang dan menerima prestasi pemimpin yang digelari publik sebagai raja pembual. Mereka itu hanya tak mampu bermedia. Justru penyuaranya adalah para pejuang yang berani dan cerdas. Berbeda jauh dengan para pengecut yang selalu bersembunyi di rimbunan bulu ketiak kakak pembina. Pengemis lapar yang berjajar mengembik saat menagih bayaran.
Terlalu banyak data kelemahan pengelolaan negara. Dari ekonomi, politik, hingga agama. Terlalu banyak otak atik kata dan bahasa. Padahal itu itu juga. PSBB dan PPKM itu tidak beda, semua sama-sama menjadi alat pemaksa untuk hasrat penguasa dalam menunggangi bencana. Rakyat yang dibuat porak-poranda sementara para pejabat nyaman nyaman saja.
Akan tetapi setelah direnungkan lebih dalam ada benarnya juga cuitan Denny bahwa rakyat memang malas, malas level 4, yaitu :
Level 1 malas untuk mengikuti pandangan buzzer rupiah yang biasa mengangkangi rakyat dan menyerang akal sehat dalam berbangsa dan bernegara.
Level 2 malas bertenggang rasa dengan budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme yang telah terbukti menghancurkan sendi budaya luhur dari negara yang merdeka, adil dan beradab.
Level 3 malas untuk tunduk pada negara Cina dan ikut permainan para penghianat bangsa. Pembuka jalan bagi eskalasi ideologi komunis dengan banjirnya tenaga kerja Cina di negeri tercinta.
Level 4 malas untuk menerima Jokowi menjadi Presiden tiga periode, untuk dua periode saja sudah sangat berat dan membebani. Jokowi bukan solusi tetapi merupakan masalah itu sendiri.
Adalah hak rakyat untuk malas atau rajin. Berteriak dan berjuang. Rakyat lapar sudah biasa dan memang habitatnya, tetapi para penjilat lapar bisa membuat gaduh sejagat. Menjadi harimau buas yang memakan semua. Bansos, minyak, kebun, aspal, hingga vaksin pun dikunyah dan ditelan. Penuh nafsu dan keserakahan.
Denny Siregar mungkin tidak malas dan lapar, tetapi yang jelas tuduhannya tidak membuat rakyat memelas dan terkapar. Ketika air bah perubahan tiba, maka sampah-sampah busuk akan ikut hanyut terbawa air ke laut. Habis tak tersisa.(Saiful amr)
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 24 Juli 2021