RajaBackLink.com

Home / Nasional / Nusantara / Opini / Politik / Sosial Budaya

Senin, 24 Januari 2022 - 05:11 WIB

SALAM PANCASILA DAN AROMA YANG SEMAKIN KOMUNISTIS

Saiful Amri - Penulis Berita

by M Rizal Fadillah*

Bandung | Sriwijayatoday.com Ketua BPIP Yudian Wahyudi muncul kembali dan semakin gigih memperjuangkan salam Pancasila yang menurutnya sebagai jalan tengah dari salam berdasarkan agama yang beragam. Bahkan salam Pancasila konon akan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. Ada gejala “over dosis” dalam mengeksplorasi bahkan mengeksplotasi Pancasila. Atau ini hanya kamuflase untuk suatu misi terselubung ?

Kita jadi teringat misi terselubung tokoh komunis DN Aidit dahulu. Ketua CC PKI ini setahun sebelum melakukan upaya kudeta untuk mengganti ideologi Pancasila melalui gerakan makar yang dikenal dengan G 30 S PKI justru terlebih dahulu membuat buku berjudul “Aidit Membela Pantjasila”. Buku ini menggambarkan bahwa seolah-olah DN Aidit adalah seorang tokoh yang mendukung dan siap menjadi pembela terdepan atas ideologi Pancasila.

Sebenarnya Dipa Nusantara Aidit tidak mampu juga menyembunyikan misinya. Dalam pidato tahun 1964 ia menyatakan bahwa Pancasila sementara dapat mencapai tujuannya sebagai penunjang bagi kesatuan dan dalam rangka Nasakom. Jika Nasakom telah terealisasi maka Pancasila tidak akan ada lagi. Demikian ujarnya.

Baca Juga :  Resimen Armed 2 Kostrad Adakan Kegiatan Vaksinasi Tahap 2 Dalam Penanggulangan Pandemi Virus Covid-19

Salam Pancasila dapat beraroma komunis jika memang targetnya mengeliminasi salam agama. Meski tidak berani secara terang-terangan menyatakan bahwa salam Pancasila itu untuk mengganti salam agama, akan tetapi praktek politik sering berbeda dengan teori atau argumentasi. Komunis sangat mahir dalam berkelit atau berdalih.

Salam Pancasila dinilai mengada-ada dan jika hal itu direalisasikan maka secara sistematis dapat menghapus salam berdasarkan keagamaan. Dikhawatirkan Yudian Wahyudi memang bersemangat untuk meminggirkan salam keagamaan tersebut. Salam Pancasila pertama kali disampaikan oleh Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Sukarnoputeri di Istana Negara tanggal 12 Agustus 2017.

Bila mengaitkan salam Pancasila dengan salam kebangsaan Soekarno, maka hal itu tidak tepat. Soekarno tidak pernah melontarkan salam Pancasila. Yang ada pekik “merdeka”. Lagi pula Soekarno konsisten dengan salam keagamaan yang sesuai agama yang dianut Soekarno sendiri, Islam.

Baca Juga :  Kodim 0505/JT Gelar Tes Renang Dasar Giat Kesegaran Jasmani Periodik Semester 1

“Sebagai orang Islam saya menyampaikan salam kepada saudara-saudara sekalian ‘Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa baarokatuhu”.

Lalu ia melanjutkan :

“Sebagai warga negara Republik Indonesia saya menyampaikan kepada saudara-saudara baik yang beragama Islam, baik yang beragama Hindu Bali, baik yang beragama lain, kepada saudara-saudara sekalian saya menyampaikan salam nasional, merdeka ! “.

Nah sangatlah jelas bahwa salam Pancasila itu “bid’ah”, tidak berbasis historis, serta secara politis menafikan salam agamis. Ini artinya sama saja dengan menebar aroma yang semakin berbau komunistis.
Komunis selalu bergerak diam-diam tetapi masif dan sistematis.

Waspadai dan tolak salam Pancasila.

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Bandung, 24 Januari 2022

Berita ini 507 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Nusantara

Gelar Komsos Dengan Para Pelaku Dunia Usaha, Ini Pesan Komandan Kodim 0502/JU

Nusantara

Babinsa Sepanjang Jaya Pimpin Kegiatan PPKM Skala Mikro Di Wilayah Binaan

Nusantara

Intip Keceriaan Anak-Anak Pegunungan Tengah Papua Saat Mewarnai Bersama Satgas Yonif MR 412 Kostrad

Headline

Wujudkan Kamtibmas Aman Koramil 01/Jatinegara Gelar Komsos Binjaring Teritorial

Nusantara

Antusias Danyonarmed 11 Kostrad Dikunjungi Rombongan Dandim 0705 dan Kapolres Kota Magelang di HUT Ke-59 Satuan

Nusantara

Polresta Bandar Lampung Terima Penghargaan dari TRC PPA dan Komnas Pa Atas Gerakan Preventif dan Edukatif

Nusantara

Hari Terakhir Serbuan Vaksin Gratis Dosis II Satjar Brigif MR 6 Kostrad Di Yonif MR 413

Headline

Kasdivif 2 Kostrad Pimpin Upacara Pemberangkatan Tradisi Penerimaan Warga Baru Divif 2 Kostrad Tahun 2021