Sriwijayatoday.com Sukabumi |Curug yang berada di wilayah kebandungan sukabumi ditengah perkebunan teh 2 Tang ini menawarkan wisata alami air terjun dengan beragam flora yang begitu asri serta faunanya berupa primata monyet liar yang menandakan terjaganya ekosistem alam di curug sentral ini. Curug sentral pada masa penjajahan kolonial digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga air ( PLTA) dengan nama pembangkit listrik sentral sehingga penduduk menyebut tempat ini curug sentral.
Untuk pembaca yang ingin berkunjung ke curug sentral tujuan utamanya kecamatan kelapanunggal kemudian nanti ada pertigaan petunjuk jalan ikuti arah menuju PT Indonesia Power, nanti akan ada bangunan tua disebelah kanan kemudian masuk ke dalam nanti akan ada beberapa petugas parkir yang dengan ramah menyapa pengunjung.
Ketua pengelola Curug Sentral kang Jumin menjelaskan bahwa curug sentral ini di kelola swadaya oleh masyarakat dan untuk masyarakat sekitar, jadi hasil dari tiket masuk sebesar Rp 5.000,00 dan parkir roda dua Rp 2.000,00 dan roda empat Rp 10.000,00 serta sumbangan sukarela pengunjung di gunakan oleh masyarakat sekitar untuk membangun fasilitas yang di butuhkan pengunjung seperti masjid, wc umum baik di atas maupun di deket air terjun serta saung disekitar air terjun. Keberadaan Curug Sentral ditengah masyarakat telah menjadi peluang ekonomi untuk masyarakat sekitar bertahan di tengah kesulitan pandemi.” perhatian dari stakeholder seperti kepala pemerintahan bupati, anggota dprd dan pihak perusahaan sangat diharapkan warga setempat untuk membantu meningkatkan perekonomian warga dalam pembangunan curug sentral tanpa merusak kealamian dari curug itu sendiri, dengan masukan dari pengelola dan masyarakat sekitar diharapkan wisata curug sentral bisa membantu perekonomian warga sekitar” jelas kang Jumin yang telah menjadi pengelola dari tahun 2015.
Untuk menuju kawasan air terjun kita perlu berjalan sekitar 2 km di tengah perkebunan teh dengan medan jalan yang naik turun, kelelahan yang di tempuh terbayar begitu sampai di air terjun curug sentral yang jernih dengan warna biru tosca serta kadang mengeluarkan asap merah, serta banyaknya primata monyet yang menandakan betapa alaminya curug sentral ini.
Syarip H.