RajaBackLink.com

Home / Hukum & Kriminal / Kriminal / Nasional / Opini / Politik

Minggu, 30 Januari 2022 - 09:34 WIB

USUT TUNTAS TRAGEDI KM 50

Saiful Amri - Penulis Berita

M Rizal Fadillah*

BandungĀ |Sriwijayatoday.com Itu adalah tulisan dalam baliho yang dipasang di Pamekasan Madura. Kumpulan massa menyatakan tekad untuk menjaga baliho tersebut. Ada gejala upaya untuk menurunkan baliho simpati HRS dan enam anggota Laskar FPI itu. Isi kalimat berkaitan dengan aspek normatif bahwa tragedi Km 50 harus diusut tuntas. Pembunuhan itu dinilai sadis.

Aspirasinya adalah bahwa peristiwa pembunuhan 6 laskar FPI merupakan suatu tragedi yang tidak boleh dimain-mainkan, direkayasa, atau diambangkan. Harus dituntaskan. Kritiknya adalah bahwa proses peradilan yang kini sedang berjalan dengan dua orang terdakwa anggota Kepolisian dinilai tidak akan mampu menuntaskan pengusutan tragedi Km 50.

Baliho hanyalah baliho, namun ada teriakan keras disana. Pihak yang terusik adalah yang menutup telinga atas suara berisik itu. Dahulu Dudung Abdurrahman semasa Pangdam merasakan suara berisiknya, hingga harus bersusah payah untuk membasminya. Mengomando pencopotan baliho sosok HRS. Bergelarlah ia sebagai Jenderal Baliho.

Baca Juga :  OPS YUSTISI, CHECK POINT PERBATASAN LAMPIRI DUREN SAWIT GIAT PPKM MIKRO

Ketika para “calon” Presiden jumawa diri dengan baliho di mana-mana, ada Puan, Airlangga, Muhaimin, Erick dan lainnya atau baliho Presiden yng mengingatkan masker dan vaksin, maka wajar muncul baliho “lain” tentang usut tuntas tragedi Km 50 di Madura. Sebenarnya tidak perlu dimasalahkan karena pesannya konstruktif. Persoalan penegakkan HAM menjadi kewajiban bersama bangsa Indonesia.

Suara itu tulus dan datang dari “bawah” yang merasakan adanya ketidakjujuran dan ketidakadilan dalam penanganan dan pengungkapan tragedi Km 50. Rekayasa kasar untuk menutupi fakta dan melindungi pelaku kriminal yang sesungguhnya.

Baca Juga :  Satresnarkoba Polrestabes Medan dikabarkan Berhasil Tangkap Bandar Besar Narkoba

Ketika ungkapan lewat bunga “say it with flower” dianggap terlalu lemah, “say it with law” tidaklah mudah, maka sekelompok warga Madura menyatakan aspirasinya lewat baliho “say it with baliho”. Semoga Jenderal Dudung tidak mengerahkan pasukannya ke Madura untuk menurunkannya. Sebaiknya bergerak saja ke Papua. Ada lawan seimbang disana. ” TNI kombatan, kami juga kombatan” kata Arnoldus Kocu, Komandan TPNPB-OPM Kodap IV Sorong Raya.

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Bandung, 30 Januari 2022

Berita ini 71 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Berita Sumatera

General Manager PT PGE Area Lumut Balai: Overview Panas Bumi Indonesia Kapasitas PLTP Tertinggi Setelah Amerika Serikat

Headline

Para Tokoh Nasional Tandatangani Sertifikat Penghargaan Bekasi Mencari Pemimpin

Headline

Tiga Orang Bocah Di Semendo Hanyut Terbawa Arus Sungai Mio!

Headline

Ingatkankan Warga Pelanggar Prokes, Babinsa Kota Baru Berikan masker

Berita Sumatera

Polrestabes Medan Limpahkan Berkas Tahap II Kasus Korupsi Kecurangan Pengiriman Paket Pos

Headline

Satreskrim Polres Muara Enim Berhasil Ungkap 35 Kasus 3C Dalam Ops Sikat Musi 2022.

Opini

ANTI ISLAMOPHOBIA MULAI BERGERAK

Aceh

AL- FARLAKI Kembali Salurkan Bantuan Korban Banjir di Beuringen dan Matang Kuta Turut Didampingi Elite KPA/PA