Sriwijayatoday.com, PALI, Sumatera Selatan — Sabtu 2-8-2025, Kabar menggembirakan datang dari Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Daerah ini dipastikan masuk dalam daftar penerima investasi jumbo dari pemerintah pusat melalui program strategis nasional Presiden Prabowo Subianto: hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME), bahan bakar alternatif pengganti LPG.
Dikutip dari Tribunnews.com, PALI menjadi salah satu dari tiga kabupaten terpilih di Sumatera Selatan bersama Muara Enim dan Banyuasin. Nilai investasi yang digelontorkan pun tak main-main—diperkirakan mencapai Rp 30–40 triliun.
Secara keseluruhan, proyek hilirisasi DME di Sumatera Selatan akan menyedot anggaran sebesar Rp 146 triliun, yang merupakan bagian dari 18 megaproyek hilirisasi nasional yang dikelola oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.
“Alhamdulillah, ini kehormatan besar. Presiden Prabowo menempatkan PALI sebagai lokasi proyek strategis nasional. Kita sangat bersyukur,” ujar Wakil Bupati PALI, Iwan Tuaji, saat dikonfirmasi wartawan pada Sabtu (26/7/2025).
Lapangan Kerja Melimpah, PAD Melejit
Iwan Tuaji menambahkan, proyek hilirisasi ini diyakini akan menyerap 30.000 hingga 40.000 tenaga kerja, dengan prioritas utama bagi warga lokal PALI. Hal ini dinilai akan memberikan dampak ekonomi yang luar biasa bagi masyarakat.
“Selain menyerap puluhan ribu tenaga kerja, keberadaan industri DME juga akan mengerek pendapatan daerah. Ini akan menggairahkan sektor perizinan, retribusi, dan aktivitas ekonomi lainnya,” jelasnya.
Pemerintah Kabupaten PALI pun menaruh harapan besar bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan melonjak drastis, hingga mampu bersaing dengan daerah besar seperti Muara Enim bahkan Palembang.
Seruan untuk Jaga Kondusifitas
Wabup Iwan Tuaji juga menyerukan dukungan dari semua elemen masyarakat: insan pers, tokoh adat, organisasi pemuda, hingga LSM. Ia menegaskan pentingnya menjaga situasi keamanan dan kondusifitas agar investasi raksasa ini berjalan lancar.
“Kepercayaan dari pusat ini harus kita jaga bersama. Jangan sampai iklim investasi terganggu karena ulah segelintir pihak,” tegasnya.
Proyek Diawasi Langsung Pemerintah Pusat
Proyek ini akan dikerjakan di bawah pengawasan langsung BPI Danantara. CEO Danantara,
Rosan Perkasa Roeslani, menyampaikan bahwa proyek-proyek hilirisasi tersebut tidak hanya fokus pada energi, tapi juga sektor strategis lain seperti pertanian dan ketahanan pangan nasional.
“Total 18 proyek ini ditargetkan membuka lebih dari 270.000 lapangan kerja. Fokus utama kami adalah menghadirkan pekerjaan yang berkualitas dari investasi yang masuk,” ujar Rosan, dikutip dari Kompas.com, Selasa (22/7/2025).
Sebagai catatan, hilirisasi batu bara menjadi DME adalah proses konversi batu bara menjadi gas sintetis (syngas), lalu diubah menjadi dimetil eter—bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dan menjadi solusi ketahanan energi nasional. (Red)















